Rabu, 13 April 2011

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

fined
undefined

Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro & Ruang lingkup teori ekonomi makro  

Posted by Kamaluddin
Istilah Ekonomi Makro (Macroeconomics) baru muncul pada tahun 1930an, setelah terjadinya depresi yang dahsyat di Eropa. Walaupun pembicaraan tentang ekonomi makro sudah mulai jauh sebelum itu namun pembicaraan terbatas pada cara-cara mengatasi permasalahan ekonomi akibat depresi tersebut. Pada waktu itu pemikiran ekonomi banyak didominasi oleh pemikiran yang disebut sekarang dengan pemikiran Ekonomi Klasik.

1.1 Teori Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada penekanan. Ekonomi mikro membahas perilaku unit ekonomi secara individual seperti tingkah laku individual konsumen rumah tangga, perusahaan atau produsen, dan pemerintah dengan unit-unitnya dalam menetukan pilihan (choice). Ekonomi Mikro juga mempelajari bagaimana interaksi ketiga pelaku ekonomi ini dikoordinasikan oleh kekuatan pasar. Pasar dalam Ekonomi Mikro mempunyai tiga fungsi penting. Pertama, pasar berfungsi untuk menyebarkan informasi agar sumberdaya yang terbatas jumlahnya dapat dipakai pada tempat yang paling efisien dan menguntungkan. Pasar menyampaikan informasi ini kepada pelaku ekononmi melalui harga barang dan jasa. Kedua, pasar berfungsi untuk memberikan insentif kepada pelaku ekonomi. Konsumen akan menggunakan sumberdaya (uang) yang terbatas dengan hati-hati agar mendapatkan kepuasan yang maksimal dari uang tersebut. Demikian juga produsen akan terdorong meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi agar bisa meraih keuntungan yang tinggi. Keuntungan adalah insentif yang sangat kuat dibelakang aktifitas manusia. Ketiga, pasar juga mendistribusikan pendapatan sesuai dengan usaha dan ketrampilan yang dimiliki oleh setiap individu. Bisnis yang berani mengambil resiko dan membuat keputusan dengan benar besar kemungkinan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan bisnis yang salah mengambil keputusan dan tidak berani mengambil resiko.

Ekonomi makro, sesuai dengan kata ’makro’ berarti besar, mengkaji tingkah laku pelaku ekonomi dalam skala besar atau disebut juga dengan Aggregat dan kebijaksanaan ekonomi Nasional secara keseluruhan yang meliputi antara lain interaksi antara pasar barang, tenaga kerja, dan pasar aset dan interaksi antara ekonomi negara-negara yang berdagang satu sama lainnya. Ekonomi makro juga mempelajari kebijakan ekonomi dan pengaruhnya terhadap varaibel-variabel ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan variable agregat lainnya.

Pasar pada ekonomi makro dibedakan berdasarkan jenis komoditi aggregate yang ditransaksikan, yaitu pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar uang atau financial. Sedangkan pada ekonomi mikro pasar dibedakan menurut individu komoditi, misalnya pasar beras, pasar jagung, pasar pakaian dan lain-lain dengan ketiga fungsinya seperti yang diterangkan diatas. Karena ekonomi makro berbicara pada tataran aggregate maka pasar barang adalah pasar aggregate bukan individu komoditi seperti pada ekonomi mikro. Artinya kurva supply dan demand pada ekonomi makro adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara harga aggregate dan barang aggregate. Kedua kurva ini disebut dengan Aggregate Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS). Dengan kata lain AD adalah penjumlahan dari fungsi Demand induvidu konsumen. Pada ekonomi mikro hanya disebut Demand dan Supply. Pengertian Aggregate Demand dan Aggegate Supply ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 2 dan 5.

Pada ekonomi mikro pasar juga dibedakan atas dua kutub ekstrim yaitu pasar bersaing sempurna (perfectly competitive market) dan pasar monopoli (monopoly market) berdasarkan sejauh mana para pelaku pasar bisa mengontrol harga barang. Pada ekonomi makro pasar dapat juga dibedakan atas dua kutub ekstrim tetapi berdasarkan tingkat intervensi pemerintah, yaitu pasar bebas (free market) dan pasar yang terkontrol (controlled market). Pasar bebas adalah pasar dimana tidak ada campur tangan pemerintah atau sangat minimal, sedangkan pasar terkontrol sangat sarat dengan intervensi pemerintah. Pasar bebas banyak dianut dan di promosikan oleh negara-negara Barat dan pasar terkontrol banyak dianut oleh negara-negara sosialis dan komunis.

Pelaku ekonomi dalam ekonomi makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah tangga, atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-negara lain (foreign countries), dan lembaga keuangan (financial). Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan makro. Sedangkan dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua kelompok saja, yaitu konsumen dan produsen. Perbedaan-perbedaan selanjutnya antara ekonomi makro dan mikro akan dibahas lebih mendalam pada bab-bab berikutnya sesuai dengan topik bahasan masing-masing.Dapat dikatakan bahwa ekonomi makro banyak mengkaji kebijakan makro ekonomi suatu negara. Tetapi perubahan kebijakan pada tingkat makro ini akan berpengaruh pada tingkat mikro. Namun demikian fenomena ekonomi makro adalah fenomena yang terjadi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada jutaan individu rumah tangga, konsumen, perusahaan, dan pemerintah atau merupakan penjumlahan dari unit-unit mikro ekonomi. Dengan demikian setiap perubahan yang terjadi pada unit-unit ekonomi mikro akan berpengaruh terhadap ekonomi makro, demikian juga sebaliknya. Kenapa harus mempelajari ekonomi makro? Dari fenomena dan permasalahan ekonomi yang dihadapi sehari-hari, seperti harga-harga yang selalu naik (inflasi), pengangguran, dan pendapatan yang rendah, maka para ekonom sejak zaman dahulu selalu berfikir bagaimana untuk mengatasi permasalahan tersebut agar kehidupan segera kembali ke keadaan normal atau bagaimana cara menghindar dari permasalahan tersebut agar kehidupan tidak jatuh lebih buruk. Dari hasil berfikir, kemudian melakukan pengamatan, kajian dan penelitian maka dihasilkan paket kebijakan ekonomi yang kemudian diuji cobakan. Dampak dari kebijakan ini terus diamati dan dipelajari sehingga dapat diketahui hubungan antara suatu kebijakan dengan perubahan variabel ekonomi makro. Hasil dari pengamatan, kajian dan pengalaman yang panjang tersebut maka didapatkan suatu petunjuk dan arahan umum mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk mengatasi suatu permasalahan ekonomi tertentu atau kebijakan apa yang harus diambil untuk menghindari terjadinya permasalahan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Tujuan akhir dari semua itu tentu adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi kebijakan ekonomi yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut. Kesejahteraan masyarakat biasanya diukur dengan menggunakan indicator tertentu yang dapat dipakai dengan mudah dan dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyakarat dengan akurat. Seperti yang disebut diatas maka indikator umum ekonomi makro yang biasa dipakai adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Apa saja permasalahan ekonomi pada umumnya yang dihadapi?

1.2 Permasalahan Ekonomi Makro

Dalam Ekonomi Mikro ada dua permasalahan pokok yang dihadapi yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sekaligus mencapai kepuasan yang maksimum, sementara sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut tersedia dalam jumlah yang terbatas. Dalam Ekonomi Makro permasalahan yang dihadapi cukup banyak dan kompleks karena ia tidak hanya terkait dengan variabel-variabel ekonomi saja tetapi juga terkait dengan masalah politik dan kebijakan umum negara. Karena itu secara garis besar permasalahan yang dibahas dalam ekonomi makro dibatasi pada beberapa masalah penting saja yaitu:

Pertama, masalah jangka pendek. Masalah jangka pendek adalah stabilitas ekonomi agar terhindar dari penyakit utama ekonomi: a) inflasi, b) pengangguran dan c) ketimpangan neraca pembayaran (balance of payment). Kedua, masalah jangka panjang, yaitu masalah pertumbuhan ekonomi atau pendapatan masyarakat yang biasa diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau disebut juga Gross Domestic Product (GDP). Pertumbuhan ekonomi menjadi penting karena setiap orang ingin hidup lebih baik dari waktu ke waktu.

Masalah jangka pendek harus diselesaikan segera oleh pemerintah karena kalau tidak akan menimbukan ketidakstabilan dalam negara. Inflasi, misalnya menjadi masalah dalam ekonomi Negara karena inflasi sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan inflasi yang tinggi maka pendapatan ril masyarakat menjadi turun sehingga daya beli berkurang dan kesejahteraan masyarakat menurun. Jika inflasi tidak dikontrol (harga naik melambung) maka sama artinya dengan memotong pendapatan seluruh masyarakat. Hal ini jelas akan menimbulkan keresahan masyarakat karena berkurangnya kemampuan untuk melakukan konsumsi.

Pengangguran juga menjadi penting karena tanpa pekerjaan seseorang tidak bisa melakukan konsumsi karena konsumsi memerlukan income yang didapatkan dari hasil bekerja. Bila jumlah orang yang menganggur telah begitu banyak maka dapat menimbulkan keresahan yang dapat mengoncang kestabilan negara, seperti demonstrasi para pengangur, tindakan kriminal, konflik sosial, dan lain-lain. Hasil penelitian sosial juga menunjukkan adanya korelasi yang positif antara tingkat pengangguran dengan tingkat kejahatan. Artinya bila pengangguran meningkat maka tingkat kejahatan juga cenderung meningkat. Karena itu pengangguran perlu diatasi dengan segera. Demikian juga dengan ketimpangan neraca pembayaran perlu untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap nilai tukar, perdagangan luar negeri, kepercayaan masyarakat internasional, dan lain-lain. Neraca pembayaran adalah laporan keuangan yang menunjukkan transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu negara dengan negara-negara lain. Neraca pembayaran yang deficit dapat menunjukkan bahwa negara tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap negara lain sehingga menimbulkan krisis kepercayaan. Selanjutnya hal ini dapat berengaruh terhadap nilai tukar. Bila nilai tukar tidak stabil maka dunia bisnis akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan. Nilai tukar yang tidak stabil akan mempengaruhi perdagangan dan hubungan ekonomi antar negara.

Permasalahan jangka panjang adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terus menerus. Salah satu cara paling umum untuk peningkatan kesejahteraan adalah melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kontinue sepanjang tahun. Pertumbuhan ekonomi akan memperbesar nilai GDP dan income sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Ini hanya bisa dicapai bila permasalahan jangka pendek dapat diselesaikan dengan baik sehingga dalam jangka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

1.3 Peranan ekonomi makro
Seperti diuraikan diatas salam jangka panjang setiap negara terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya dimana kesejahteraan tersebut ditentukan oleh kinerja dan arah dari variabel-variabel ekonomi makro. Untuk itu pemerintah harus mengusahakan agar variabel-variable ekonomi makro tersebut berada pada posisi yang akan membawa perekonomian bergerak kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Timbul pertanyaan apakah arah dan perkembangan variable-varibale tersebut dibiarkan saja mengikuti kekuatan pasar bebas (laisses faire) atau perlu campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi arah perkembangan variable tersebut agar sesuai dengan yang dikehendaki. Sampai sekarang tidak ada kata sepakat dan tidak akan pernah mencapai kata sepakat. Secara empiris tidak ada negara di dunia ini yang menganut salah satu dari kedua ekstrim tersebut tetapi pada umumnya berada diantara keduanya. Artinya ada intervensi pemerintah dalam menentukan arah dan kinerja dari variable tersebut, tetapi sejauh mana sebaiknya intervensi tersebut adalah merupakan perdebatan yang panjang.

Karena tidak ada kesepakatan tersebut maka kebijakan makro ekonomi diarahkan pada alternatif kebijakaan yang dapat dilakukan untuk mengarahkan varibale-variabe makro tersebut sesuai dengan tujuan perekonomian suatu negara, karena pada hakekatnya tidak ada suatu teori ekonomi yang cocok untuk mengatasi semua permasalahan dan cocok sepanjang masa. Tetapi suatu teori ekonomi tersebut cocok untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu di waktu tertentu. Misalnya pada saat terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan yang dimulai pada tahun 1997 teori ekonomi makro Keynesian menawarkan beberapa alternatif pemecahan untuk mengoreksi keadaan tersebut. Tetapi pada saat lain, misalnya dalam keadan ekonomi yang stabil dan dalam jangka panjang, mungkin teori makro klasik lebih cocok untuk diterapkan.

1.4 Teori dan Implementasi
Implementasi kebijaksanaan yang diambil oleh suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut. Sistem ekonomi yang terdapat di dunia ini pada dasarnya ada dua: kapitalis (ekonomi pasar bebas) dan sosialis (ekonomi yang terpusat, diatur oleh pemerintah). Dalam kenyataaan tidak ada satu negarapun yang menganut salah satu sistem tersebut secara murni tetapi bergerak antara keduanya. Bahkan sekarang sistem ekonomi sosialis cenderung sudah ditinggalkan oleh banyak negara. Pada ekonomi pasar bebas sekalipun kenyataannya tetap ada intervensi pemerintah. Juga tidak ada pasar yang berbentuk "bersaing sempurna" seperti yang dikenal dalam teori ekonomi klasik atau ekonomi mikro. Tidak adanya pasar bersaing sempurna ini disebabkan antara lain oleh karena tidak sempurnanya informasi yang dipunyai oleh pelaku ekonomi sehingga tindakan pelaku ekonomi ini kurang searah dengan tujuan dari perekonomian suatu negara. Karena tidak sempurnanya ‘ekonomi pasar’ tersebut maka perlu campur tangan pemerintah sehingga pihak yang kekurangan informasi tidak dirugikan. Misalnya krisis ekonomi menyebabkan nilai tukar yang tidak stabil dapat meyebabkan kerugian pada segolongan masyarakat. Untuk itu diperlukan perlindungan pemerintah. Demikian juga pemegang saham minoritas yang cenderung dirugikan oleh pemegang saham mayoritas atau orang miskin dan tidak berpendidikan cenderung dirugikan dan dieksploitasi.

Pada saat krisis ekonomi sistem ekonomi pasar kapitalispun dipertanyakan orang karena ketidakmampuannya dalam memprediksi dan menanggulangi krisis yang berkepanjangan yang terjadi pada tahun 1997. Merupakan perdebatan yang panjang sejauh mana ketepatan dan peranan teori terhadap dampak dan implementasi terori tersebut dalam praktek dan kebijakan ekonomi. Sejauh mana teori diperlukan dalam mengambil suatu kebijakan.

Teori ekonomi pada dasarnya dibangun dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh suatu negara atau masyarakat dengan menggunakan dua pendekatan yaitu induktif (membangun kesimpulan umum dari keadaan khusus) dan deduktif (membangun kesimpulan khusus dari keadaan umum). Misalnya teori Keynesian yang dibangun atas pengalaman resesi (great depression) di Eropah pada tahun 1930an. Berdasarkan pengalaman tersebut Keynesian membuat kesimpulan yang melahirkan teori Keynesian yang ternyata cukup ampuh untuK menyelesaikan permasalahan pada masa itu, tetapi belum tentu akan ampuh bila diterapkan pada waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Juga harus diingat bahwa sebagian besar teori ekonomi tersebut dibangun oleh orang Barat dengan latar belakang sosial budaya yang ada pada masyarakat Barat yang berbeda dan belum tentu cocok dengan masyarakat negara lain dimana teori tersebut akan diterapkan. Karena itu sebelum suatu teori diadopsi perlu dipahami latar belakang dan kondisi sosial masyarakat dimana teori tersebut lahir dan kondisi dan latar sosial ekonomi dimana teori tersebut akan diterapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar